BANTENEKSPRES.COM – Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menghadiri acara Konsolidasi Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi) yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (16/12/2023).
Di antara massa Kopi Pagi yang hadir memadati acara tersebut, tampak duduk di barisan paling depan adalah Ginandjar Kartasasmita.
Prabowo tak lupa menyapa Ginandjar yang ia sebut sebagai sosok guru dan mentor.
Prabowo lalu bercerita bahwa keduanya sempat berjuang bersama menyelesaikan salah satu isu yang ada di Papua.
Baca Juga:
Gibran Rakabuming Raka Tanggapi Isu Terkait Pemangkasan Anggaran Makan Bergizi Gratis
Super Lengkap, Daftar 14 Nama Cagub Cawagub yang Diputuskan Partai Gerindra Maju pada Pilkada 2024
Saat itu, Prabowo masih aktif sebagai seorang prajurit TNI.
Baca artikel lainnya di sini :Termasuk Kelompok Petani dan Perhutanan, Prabowo Subianto Tegaskan akan Lanjutkan Strategi Pro Rakyat
Sementara Ginandjar menempati jabatan sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia (Bapennas).
“Kalau saya lihat Pak Ginandjar, saya terkenang masa-masa yang lalu Pak. Kita bersama-sama, berbakti, Bapak sebagai Menteri Bapennas.”
Baca Juga:
7 Parpol Usung Pasangan Andra Soni – Dimyati Natakusumah di Pemilihan Kepala Daerah Banten 2024
Prabowo Subianto Tulis Artikel di Media Asing Newsweek, Sebut Kualitas Hidup Rakyat adalah Prioritas
“Saya waktu itu masih aktif di tentara, kita menghadapi masalah di Papua,” ungkap Prabowo.
Lihat juga konten video, di sini: Kehadiran Prabowo Subianto Disambut Antusias Warga Blitar, Jatim Teriakan ‘Presiden’ Menggema
“Saya datang ke beliau, kalau tidak salah saya membawa hampir 30 kepala suku, karena mereka menyampaikan keluhan-keluhan di sana,” sambungnya.
Prabowo paham betul bahwa keluhan dari para kepala suku akan cepat mendapat solusi.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Bertemu Blinken di Yordania, Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza
KTT Terkait Masalah Gaza di Yordania, Prabowo Subianto Ditugaskan Presiden Jokowi untuk Hadir
Al Jazeera Bincang Santai Bersama dengan Prabowo Subianto, Mulai dari Bahas Buku hingga Keluarga
Apabila mereka bertemu dengan pemangku kebijakan (stakeholders) terkait, salah satunya adalah Menteri Bappenas.
“Saya mengatakan, daripada Anda mengeluh ke saya, saya bawa kepala suku ke Jakarta”.
“Biar mengeluh langsung kepada menteri senior, Kepala Bapennas pada saat itu,” kata Prabowo.
Dalam pertemuan itu, Prabowo mengungkap bahwa Ginandjar menyimak dan mendengarkan apa yang menjadi keluhan para kepala suku.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Setelahnya, Ginandjar membuat sejumlah keputusan yang disebut Prabowo dapat menciptakan stabilitas.
“Saya bawa mereka di Bapennas, Pak Ginandjar mendengarkan dan beliau langsung mengambil keputusan-keputusan.”
“Beliau menggerakkan perusahaan Freeport, akhirnya permintaan-permintaan kepala suku segera dipenuhi”.
“Dan akhirnya kita bisa mendapat suatu keadaan stabilitas yang luar biasa,” jelasnya.
Dengan pengalaman tersebut, Prabowo bisa melihat bahwa Ginandjar Kartasasmita merupakan sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan dan manajerial yang baik.
Prabowo pun mengaku bisa belajar banyak dari sosok Ginandjar.
“Inilah sosok Pak Ginandjar, harus saya sampaikan di sini, mungkin banyak orang lupa, tapi beliaulah salah seorang yang mempunyai leadership dan kemampuan manajemen yang luar biasa”
“Makanya saya menganggap bahwa saya harus banyak belajar leadership dan manajerial dari beliau,” pungkas Prabowo.
Ginandjar Kartasasmita merupakan seorang politikus yang sudah malang melintang di kabinet/pemerintahan.
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1988-1993, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia di tahun 1993-1998
Serta Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Indonesia di tahun 1998.
Ginandjar juga sempat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada tahun 2010-2014.***